Kamis, 24 Agustus 2023

MENGENAL TARIAN PENYAMBUT TAMU KHAS JAWA TENGAH (TARI GAMBYONG)

Tari Gambyong, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016 - Direktorat Warisan  dan Diplomasi Budaya 

Gambyong merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal dari wilayah Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi, yang paling dikenal adalah Tari Gambyong Pareanom (dengan beberapa variasi) dan Tari Gambyong Pangkur (dengan beberapa variasi). Meskipun banyak macamnya, tarian ini memiliki dasar gerakan yang sama, yaitu gerakan tarian tayub/tlèdhèk.

    Pada dasarnya, gambyong dicipta untuk penari tunggal, tetapi sekarang lebih sering dibawakan oleh beberapa penari dengan menambahkan unsur blocking panggung sehingga melibatkan garis dan gerak yang serba besar. Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi (Dewi Sri) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari.

   Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah ciri khas utama Tari Gambyong. Selain itu pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal yang sangat dominan. Dalam pementasan Tari Gambyong diiringi gamelan tradisional jawa. Gamelan tradisional jawa terdiri dari alat musik eperti kendang, kenong, gong, dan gambang.

   Bentuk sajian tari gambyong didominasi oleh kreativitas dan interpretasi penari dengan pengendang. Di dalam urut-urutan gerak tari yang disajikan oleh penari berdasarkan pada pola atau musik gendang. Perkembangan selanjutnya, tari gambyong lebih didominasi oleh koreografi-koreografi tari gambyong. Gerakan tari gambyong terdiri dari 3 bagian yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan utama (beksan), dan gerakan penutup (mundur beksan). Tarian dimulai ketika alunan gending pangkur yang menjadi nyanyian awal mengundang penari naik ke panggung. Tarian gambyong memiliki gerakan dasar yaitu gerakan kepala dan tangan yang kenes dan luwes. Berikut video Tari Gambyong berdasarkan iringannya! 

Tari Gambyong Klasik
 (Sumber: https://youtu.be/aBD2aSde_RE?si=bO4AgizGiNHwulFB)
 
Tari Gambyong Pareanom
(Sumber: https://youtu.be/5H9kr_rWCu8?si=znLrZhJD0H2qIqFO)
 
  
Tari Gambyong Mari Kangen 
(Sumber: https://youtu.be/oHzzneNOc0o?si=FPBzg1DL5Gi4zp1u)
 
Tari Gambyong Pangkur
(Sumber: https://youtu.be/NjobG1Ptd1o?si=UAeC87XWXiMWs6q8)
 
Tari Gambyong Mudhatama
(Sumber: https://youtu.be/eQSpqOn_EbA?si=fvMuWhTM-qnKHOo8)
 
Tari Gambyong Ayun-ayun
(Sumber: https://youtu.be/RaZy1hDuV0Q?si=M6Nk6-gregOXA2rE)


 

 

 

Rabu, 23 Agustus 2023

MENGENAL FILM ANIME BIOSKOP 2023 (SUZUME NO TOJIMARI)

 SUZUME NO TOJIMARI

"kisah trauma dan petualangan hidup mati umat manusia"

 
  Masih belum kapok menjajal tema lain untuk film anime fantasi, lagi-lagi karya pembuat film Makoto Shinkai itu rasanya tidak pernah gagal, sama seperti film terbarunya “Suzume No Tojimari” atau lebih dikenal (Suzume). Dengan alur cerita yang mengalir halus, Suzume terasa jauh lebih ringan dari pada dua film Makoto sebelumnya “Kimi No Nawa” (Your Name) dan “Weathering With You”.

  Film kemudian beralih ke masa sekarang, di Kyushu, sebuah pulau besar di barat daya Jepang. Suzume yang telah berusia 17 tahun tinggal bersama bibinya Tamaki, sosok penyayang dan sedikit protektif. Masih soal trauma dan bencana alam, dua hal yang lagi-lagi jadi pakem anime karya Makoto Shinkai, Suzume bertemu dengan seorang laki-laki bernama Souta yang sedang sibuk mencari pintu tua bekas reruntuhan.  

7 Fakta Menarik di Balik Film Suzume no Tojimari 

Bukan sembarang pintu, pintu itu merupakan gerbang yang bisa membuat Jepang dan seluruh bumi porak-poranda akibat gempa dahsyat. Pintu sepuh itu juga menjadi kunci untuk menyelamatkan umat manusia dari kemusnahan.  

Ternyata, laki-laki misterius ini bertugas untuk menjaga bencana itu tidak terjadi. Diwariskan secara turun menurun, Souta adalah juru kunci untuk semua pintu yang merupakan akses dan cikal-bakal kehancuran terjadi. 

  Namun, hal buruk menimpa ketika Souta dikutuk menjadi sebuah kursi kayu. Kursi kecil, yang menjadi tubuh Souta itu, kehilangan satu kakinya, membuat Souta kewalahan untuk menjalankan tugasnya sebagai penjaga gerbang. Kursi ini memiliki hubungan dengan Suzume dan ibunya.

 
Souta yang akhirnya dibantu oleh Suzume, diikuti Daijin, seekor kucing menggemaskan namun juga nakal, misterius dan punya maksud rahasia, menjadi dinding dari film ini.

  Dalam perjalanannya, Suzume secara tidak sengaja membuka pintu portal yang memungkinkan masuknya makhluk perusak dari dunia lain yang menyebabkan gempa bumi. Pintu yang terbuka harus ditutup untuk mencegah bencana yang terletak di sisi lain. Di sini lah "perjalanan menutup pintu" Suzume dimulai.





Bedzlina Shafa Naila

9A/8